Senin, 07 November 2011

Jalan yang tak ada Titik


Perjalanan kita selama ini tanpa tanda baca ,
tak  ada huruf kapital di awalnya. Yang tak kita ingat
aksara apa.Kita tak pernah yakin apakah titik mesti ada;
tanpa tanda petik , huruf demi huruf  berderet rapat
dan setiap kali terlepas,kita pun merasa gerah lagi
dihimpitnya.Tanpa bisa membaca lagi dg cermat
harus kita susun kalimat demi kalimat ini
tanpa merisaukan apakah semua nanti
mampat pada sebuah tanda tanya.

Tapi bukankah kita sudah mencari jawaban ,
sudah tahu apa yang harus kita contreng jika tersedia pilihan ?
Dan kemudian memulai lagi merakit alenia demi alenia , menyusun sebuah dongeng ??'"

Taoi bukankah tak ada huruf kapital ketika kita bicara ?
Bukankah kisah cinta tak memerlukan tanda baca ?

Pilihan Yang Salah , Dirimu


entah darimana asalnya
berbohong itu baik adanya
ku selalu bilang jaga hati
semata-mata ku sayang kamu

sempat ku tanyakan padamu
sanggupkah kau setia padaku
tapi buktinya kau berpura-pura
dan pergi tanpa ada sebabnya

aku benci tapi rindu
ku terpaksa karna aku cinta
aku mati tapi bernyawa
dan rasakan kamu adalah aku

sempat ku tanyakan padamu
sanggupkah kau setia padaku
tapi buktinya kau berpura-pura
dan pergi tanpa ada sebabnya

aku benci tapi rindu
ku terpaksa karna aku cinta
aku mati tapi bernyawa
dan rasakan kamu adalah aku

aku benci tapi rindu
ku terpaksa karna aku cinta
aku mati tapi bernyawa
dan rasakan kamu adalah aku

benci tapi rindu

Di Ambang Patah Semangat Ku


Di saat rasa pesimis ku datang
maka , terbenamlah semua harapan
semua muncul dg tiba-tiba ;
Aku ingin ini ,
Aku ingin itu , dan
Aku ingin semuanya.
Tapi , yang sangat kuinginkan saat ini n nantii adalah . . . . .

DIRIMU ,  RELYTA ERY SUSANTI

Dirimu yang t'lah mengisi relung hatiku
hanya belai mu lah yang dapat tenangkan
gundah dan segala resah ku disini
Kasih ku dengarkanlah aku . . . . . . . .

Jeritan hati ini memanggil namamu
tuk tetap tinggal di sini..

Terimakasih untuk segalanya.